Pengertian Fawatihus Suwar

Secara etimologis, fawatih al Suwar berartipembukaan-pembukaan surat, karena posisinya berada di awalsurat-surat dalam Al Qur’an. Apabila dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah, huruf tersebut sering dinamakan dengan Ahruf Muqatta’ah (huruf-huruf yang terpisah) karena posisi dari huruf tersebut yang cenderung menyendiri dan tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara kebahasaan. Dari segi pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada huruf hijaiyah. Manna Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya Mabahits fi ulumil Qur’an mengidentikan fawatihus suwardengan huruf-huruf yang terpisah (Al ahruful muqotho’ah). Menurut Ibnu Abi Al Asba’, seperti dikutip Ahmad bin Musthafa, bahwa pembuka-pembuka surat itu untuk menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian, dengan sarana pujian atau melalui huruf-huruf.

Pengertian Khawatimus Suwar

Khawatim merupakan bentuk jamak dari kata khatimah, yang berarti penutup atau penghabisan. Secara bahasa, khawatim al-suwar berarti penutup surat-surat Al Qur’an. Menurut istilah khawatim al-suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surat-surat al Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya pembicaraan sehingga merangsang untuk mengetahui hal-hal yang dibicarakan sesudahnya.

 

MACAM-MACAM FAWATIHUS SUWAR DAN KHAWATIMUS SUWAR

 

Macam-macam Fawatihus Suwar

 

Berikut adalah pemaparan yang diutarakan oleh Al Qasthalani :
a. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-istiftahbil al tsana). Pujian kepada Allah ada dua macam, yaitu :

1) Menetapkan sifat-sifat terpuji dengan menggunakan salah satu lafal berikut :

  • Memakai lafal hamdalah yakni dibuka denganالحمدلله , yang terdapat dalam 5 surat yaitu : Q.S. Al Fatihah, Al An’am, Al Kahfi, Saba, dan Fathr.
  • Memakai lafal تبارك, yang terdapat dalam 2 surat yaitu : Q.S. Al Furqon dan Al Mulk.

2) Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih‘ans sifatin naqshin) dengan menggunakan lafal tasbih terdapat dalam 7 surat yaitu : Q.S. Al Isra, al A’la, al Hadid, al Hasyr, as shaff, al jum’ah, dan at Taghabun.

b. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Al AhrufulMuqoto’ah).

c.Pembukaan dengan panggilan (al istiftah bin nida).

d.Pembukaan dengan kalimat (jumlah) khabariyah (al istiftah bi al jumal al khabariyah).
Jumlah khabariyah dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu :

  • Jumlah Ismiyyah
  • Jumlah Fi’liyyah

e. Pembukaan dengan sumpah (al istiftah bil qasam).
f. Pembukaan dengan syarat (al istiftah bis syarat).
g. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al istiftah bil amr).
h. Pembukaan dengan pertanyaan (al istiftah bil istifham).
i. Pembukaan dengan do’a (Al Istiftah bid du’a).
j. Pembukaan dengan alasan (al istiftah bit ta’lil).

 

NO.

FAWATIH AL-SUWAR

NAMA SURAT

1.

الم

Al-Baqarah, Ali Imran, al-Ankabut, al-Rum, Luqman dan al-Sajadah

2.

المص

Al-A’raf

3.

الر

Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, al-Hijr

4.

المر

Al-Ra’d

5.

كهيعص

Maryam

6.

طه

Tha ha

7.

طس

Al-Naml

8.

طسم

Al-Syu’ara, al-Qashash

9.

يس

Ya Sin

10.

ص

Shad

11.

حم

Al-Mu’min, Fushshilat, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf

12.

حمعسق

Al-Syura

13.

حق

Qaf

13.

ن

Al-Qalam

 

 

Macam-macam Khawatimus Suwar
Imam As Suyuthi dalam membahas khawatim al-suwar tidak begitu rinci sebagaimana menerangkan fawatihus suwar. Ia menerangkan beberapa bentuk term sebagai penutup dari surat-surat tersebut. Di situ diterangkan bahwa penutup surat diantaranya berupa : do’a, wasiat, faroidl, tahmid, tahlil, nasihat-nasihat, janji dan ancaman, dll.

Menurut sementara penelitian terhadap penutup surat-surat al Qur’an sedikitnya Kahawatimus suwar ada 18 macam yaitu :
a. Penutup dengan mengagungkan Allah (At Ta’dzim) terdapat dalam 17 surat, yaitu : 1). Q.S. Al Maidah, 2). Al Anfal, 3). Al Anbiya, 4). An Nur, 5). Lukman, 6). Fathr, 7). Fushilat. 8). Al Hujurat, 9). Al Hadid, 10). Al Hasyr, 11). Al Jum’ah, 12). Al Munafiqun, 13). At Thaghabun, 14).At Thalaq, 15). Al Jin, 16). Al Mudatsir, 17). Al Qiyamah, dan 18). At tin.
b. Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih, terdapat dalam 6 surat, yaitu : 1). Q.S. al A’raf, 2). Hud, 3). Al Hijr, 4). At Thur, 5). An Najm, dan 6). Al ‘Alq.
c. Penutupan dengan pujian (at Tahmid). Terdapat dalam 11 surat. Yakni : 1). Q.S. Al Isra, 2). An Naml, 3). Yasin, 4). As Shaff, 5). As Shafat, 6). AzZumar, 7). Al Jatsiyah, 8). ArRahman, 9). Al Waqi’ah, 10). Al Haqqah, dan 11). AnNashr.
d. Penutupan dengan do’a, terdapat dalam 2 surat, yaitu : 1) Q.S. Al Mu’minun, 2). Al Baqoroh.
e. Penutupan dengan wasiat, terdapat dalam 7 surat, yaitu : 1). Ar Rum, 2). Ad Dukhan, 3). As Shaff, 4). Al A’la, 5). Al Fajr, 6). Ad Duha, 7). Al ‘Ashr.
f. Penutupan dengan perintah dan masalah taqwa, terdapat dalam 3 surat, yaitu : Q.S. Ali Imron, An Nahl, dan Al Qomar.
g.Penutupan dengan masalah kewarisan, terdapat dalam surat : Q.S. AnNisa.
h. Penutupan dengan janji dan ancaman, di antaranya terdapat dalam surat : Q.S. Al Mujammil, Al Humazah, dll.
i. Penutupan dengan hiburan bagi Nabi saw, terdapat dalam Q.S. Al Kautsar, Al Kafirun, dll.
j. Penutupan dengan sifat-sifat Al Qur’an, seperti dalam surat : Q.S. Yusuf, Q.S. Shad, dan Q.S. Al Qolam.
k.Penutupan dengan bantahan (al jadl), terdapat dalam surat :  Q.S. ArRa’d.
l. Penutupan dengan ketauhidan, terdapat dalam surat : Q.S. At Taubah, Q.S. Ibrahim, Q.S. Al Kahfi, Q.S. Al Qashash, dll.
m.Penutupan dengan kisah, terdapat dalam surat : Q.S. Maryam, at Tahrim, ‘Abasa, dan Al Fil.
n.Penutupan dengan anjuran jihad, terdapat dalam surat : Q.S. Al Haj.
o. Penutupan dengan perincian maksud, seperti terdapat dalam surat :  Q.S. Al Fatihah, As Syu’ara, At Takwir, dll.
p. Penutupan dengan pertanyaan, seperti dalam surat :  Q.S. Al Mulk dan Al Mursalat.

 

Kontroversi seputar Al-Ahraf Al-Muqatha’ah

Dalam Al-qur’an terdapat 29 surat yang diawali dengan huruf-huruf muqatha’ah,yaitu huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat yang tidak bisa diartikan dan dipahami,namun huruf–huruf ini merupakan rahasia dari rahasia-rahasia yng terkandung dalam al-qur’an yang hanya Allah yang tahu.

PENDAPAT PARA MUFASSIR

Para mufassir berbeda pendapat tentang pengertian dari huruf-huruf muqatha’ah dalam al-qur’an al karim seperti dalam tafsir ibnu katsir bahwa para mufassir berbeda pendapat dalam arti huruf muqatha’ah, huruf muqatha’ah merupakan yang termasuk rahasia dari ilmu Allah dan hanyalah Allah yang tahu akan hakikat tersebut,begitu juga pendapat tersebut tertulis dalam kitab aysar tafasir.

Adapun dalam tafsir al mizan disebutkan 11 pendapat para mufassir tentang huruf muqatha’ah yang dinukilkan dari thabrasi dalam majma’ul bayan, dan berikut poin-poin penting tentang pendapat para mufassir: ia merupakan mutasyabihaat (yang tidak diketahu artinya) dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT. Merupakan nama dari surat yang jatuh padanya huruf tersebut.seperti alif lam mim,maka ia merupakan nama lain dari surat al-baqarah. Ia merupakan nama dari nama-nama Al-qur’an secara keseluruhan.
ia merupakan nama dari nama-nama Allah. Ia merupakan nama-nama Allah yang terpotong,dan akan menjadi nama Allah jikalau digabung,seperti alif lam ra’,ha mim,nun maka akan menjadi Ar-rahman seperti diriwayatkan dari sa’id ibnu jabir.
dalam al-amtsal diriwayatkan hadits dari imam Husain as: “para kaum kafir quraisy dan yahudi tidak mempercayai Al-qur’an dan meeka berkata ‘ini merupakan sihir’ maka Allah berfirman :”alif lam mim….dst, (dalam surat al-baqarah)dan wahai Muhammad ini merupakan kitab yang aku turunkan padamu ialah huruf muqatha’ah yaitu alif, lam, mim.dan merupakan huruf-huruh dari bahsa kalian,maka datangkanlah yang seperti itu jika kalian banar”
Huruf muqatha’ah yang terdapat diawal surat maryam didalam al-amstal disebutkan bahwa huruf-huruf muqatha’ah tersebut mengandung arti nama dari nama Allah yaitu kaf (kafii) berarti maha mencukupi ha’ (hādi) berarti petunjuk ya’ (waliy) ‘ain (alīm) berarti maha mengetahui dan shad (shadiqul wa’di) berarti maha menepati janji.
Namun sebagian mufassir menafsirkan huruf-huruf ini pada peristiwa yang menimpa Al-husain as di karbala dengan pengertian ha’ berarti halaka itrah annabiy musibah agung yang menimpa keluarga nabi SAW, ya’ berarti yazid,pemerintah dhalim yang berkuasa di zaman al-husain,’ain berarti athasy, kehausan yang menimpa Al-husain dan keluarganya di karbala, shad berarti shabar, kesabaran yang sangat agung Al-husain, keluarganya dan sahabatnya demi menegakkan islam yang dibawa rasulullah SAW. Huruf muqatha’ah ada pada awal surat,dan setelahnya sebagian banyak menerangkan keagungan Al-qur’an, dan hal ini menunjukkan bahwa huruf tersebut sebagai bukti dari keagungan al-qur’an sebagai mukjizat sepanjang zaman,dan tak ada yang mampu menandinginya.

Urgensi Studi Fawatihus Suwar

Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan. Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat di dalam Al Qur’an. Pemaparan tentang Fawatihus suwar khusunya menyangkut al huruf al muqatta’ah tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil mengungkap latar belakang ataupun keterangan yang valid yang secara historis bisa membuktikan hubungan-hubungan fawatihus suwar.

Dari segi makna, memang banyak sekali penafsiran-penafsiran spekulatif terhadap huruf-huruf itu. Dikatakan spekulatif, karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu tidak didahului pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya dengan fawatihus suwar dalam bentuk lain misalnya Al Qasam (sumpah), An Nida’ (seruan), Al Amr (perintah), Al Istifham (pertanyaan) dan lain-lain. Para pengkaji lebih bergairah menyajikannya, seperti kitab tafsir Bintusy Syathi’. Pesan-pesan moralnya juga lebih bisa dimaknai secara rasional.

Urgensi telaah terhadap Fawatihus suwar tidak terlepas dari konteks penafsiran Al Qur’an. Penggalian-penggalian makna yang terlebih dahulu memalui karakter bab ini akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan kepada data historis yang kongkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu kita tentu meyakini eksistensi Al Qur’an kebesarannya, keagungannya, juga rahasia kemu’jizatannya.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Chirzin Muhammad, Al Qur’an dan Ulumul Qur’an. PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.

Halimuddin, Pembahasan Ilmu Al Qur’an I. Rineka Cipta, 2003.

Leave a comment